DON’T GO (Chapter 1)

HUNSTALL

TITLE                    : Don’t Go

AUTHOR              : Maria Novena

MAIN CASTS      : Oh Sehun, Jung Soojung (Krystal)

OTHER CASTS    : Find them by yourself

GENRE                  : Romance, Sad

RATING                : PG – 15

LENGTH               : Chapter

DISCLAIMER       : Main casts and support casts belong to God and their parents

 

Annyeonghaseyo readers-deul, long time no see ^^

Maaf sekali baru bisa aktif lagi jadi author setelah sekian lama hiatus. Aku masih susah mengatur waktu setelah jadi mahasiswa. Berangkat jam 7 pagi, dan baru pulang jam 10 malem. Belom lagi tugas-tugasnya (maaf curcol). Dan sekarang setelah selesai UTS dan dosen sedang berbaik hati untuk tidak memberi tugas, akhirnya aku berkesempatan bikin fanfiction baru lagi ^^

Kali ini aku akan mencoba ‘out of the book’ untuk fanfic kali ini aku nggak pakai pairing Seokyu, melainkan pairing baru yang lagi aku demenin yaitu Sestal/Hunstal (Sehun – Krystal). Meskipun lebih banyak Minstal (Minho – Krystal) atau Kaistal (Kai – Krystal) aku akan tetap pakai dan suka pairing ini ^^

Untuk project Seokyu yang sebelumnya (I’m Yours/With You) ~> (TEASER HERE), aku udah bikin fanficnya. Akan aku post setelah ini selesai. Yang akan dipost duluan adalah I’m Yours (13 votes), sedangkan With You (10 votes). Fanfic Seokyu ini kemungkinan akan aku protect karena banyaknya siders. Kalau mau dapet password, pantengin terus fanfic Sestal ini trus dikomen juga ya. Nanti aku cek ID-nya ^^

Fanfic ini aku persembahkan buat ‘partner-in-crime’ ku Jeane Valentine Fransisca (@jeanevlntine). Sayang kamu, Jeje. Mwah :*

This fanfiction is inspired by EXO’s songs (Don’t Go, Lucky, XOXO) and F(x) feat D.O EXO’s song (Goodbye Summer)

Segitu dulu ya curcolnya. CHECK IT OUT

***

“Yak! Chanyeol hyung, chamkkaman!”

Teriakan seorang pria berhasil membangunkan Soojung dari lamunannya. Bukan, bukan karena pria itu berbicara dengan bahasa ibunya. Lebih karena ia sangat mengenal betul siapa pemilik suara itu. Suara yang selama lima tahun ini dirindukannya.

Suara itu.

Tidak pernah berubah semenjak Soojung terakhir kali mendengarnya saat si pria mengucapkan salam perpisahan.

Suara Oh Sehun.

Soojung tersenyum samar. Ia mengikuti arah datangnya suara itu. Soojung tersenyum lebih lebar lagi. Memang itu Sehun-nya.

Soojung segera memunguti cup eskrimnya dan mendekati lelaki itu. Berusaha menyapanya setelah lima tahun tidak berkontak sama sekali.

Langkahnya memelan seiring semakin mendekatnya dia dengan lelaki itu. Soojung menjadi ragu melangkahkan kakinya. Bukan karena lelaki itu tidak akan mengenalnya. Ia yakin, bahkan lelaki itu masih sangat mengenalnya, meski lima tahun telah berlalu. Ia hanya ragu kalau pertemuan ini menjadi canggung.

“Sehun-ah, ppalli!” suara lelaki yang lebih berat dari suara Sehun kembali membuyarkan lamunan Soojung.

Soojung memicingkan matanya, melihat siapakah yang memanggil Sehun tadi.

Ah, rupanya masih banyak yang belum berubah. Sehun masih selalu bersama lelaki itu. Sepupunya, Park Chanyeol.

“Tunggu, hyung. Tunggu. Aku harus meluruskan kakiku. Lagipula, mengapa kau mengajakku berlari? Ini tempat wisata, hyung. Bukan arena marathon.” Sehun terduduk lemas dibawah pohon kamboja, memijat kakinya.

“Yaaa, kau ini! Mengapa malah duduk begitu! Jadi laki-laki jangan lelet! Ppalli! Pertunjukkannya akan segera dimulai! Nanti kita tidak dapat tempat yang bagus untuk duduk!” Chanyeol menarik-narik tangan Sehun.

Sehun yang hanya pasrah ditarik tangannya oleh Chanyeol hanya dapat menuruti dan mengikuti Chanyeol yang begitu bersemangat menuju amphitheatre itu.

Sementara Soojung yang sedari tadi melihat Sehun dan Chanyeol buru-buru mengikuti arah kedua lelaki itu pergi.

Ah, rupanya mereka pergi ke arena pertunjukkan tari kecak  yang akan segera ditampilkan.

Soojung sebenarnya tidak berniat menonton tarian tersebut, ia sudah menontonnya tadi malam di Ubud bersama kakaknya. Ia datang ke Garuda Wisnu Kencana Cultural Park ini hanya untuk melihat-lihat Indraloka Garden. Tempat dimana kakaknya akan melakukan resepsi pernikahan. Namun sebelum ia sampai di Indraloka Garden, ia malah menemukan sesuatu yang membuatnya berubah pikiran.

Soojung melirik amphitheatre itu. Tempat itu sudah penuh sesak oleh para wisatawan mancanegara maupun domestik yang hendak menonton tari kecak. Ia melirik kanan kiri, mecari spot terbaik. Bukan spot untuk menonton pertunjukkan, namun spot untuk menonton Sehun-nya.

Soojung menemukannya. Dua tempat duduk dari tempat duduk dimana Sehun dan Chanyeol duduk. Ia berlari secepat mungkin, sebelum tempat itu diduduki orang lain. Soojung berhasil mendudukinya. Ia terengah kehabisan nafas. Sementara tangan kanannya memegang eskrim yang sebentar lagi encer, tangan kirinya sibuk mengipasi dirinya sendiri.

Pertunjukkan tari kecak pun dimulai. Chanyeol bertepuk dan berteriak amat keras sehingga Sehun menyikutnya. Sementara Sehun, Chanyeol dan para penonton semua melihat pertunjukkan itu, Soojung malah sibuk melihat Sehun dari belakang.

Kulitnya yang seputih susu tidak pernah berubah. Rambutnya yang kecoklatan juga tidak. Satu-satunya yang berubah mungkin hanya tinggi badannya. Sehun tidak setinggi itu saat terakhir kali mereka bertemu.

Soojung tersenyum sendiri saat memperhatikan Sehun. Ingin rasanya merangkulnya erat, mengingat betapa dekatnya jarak mereka saat ini. Namun Soojung masih ragu. Bagaimana kalau keadaan menjadi canggung?

Pertunjukkan telah selesai. Soojung tidak bertepuk keras seperti yang dilakukan Sehun, Chanyeol dan penonton yang lain. Manik matanya masih memperhatikan setiap inci dari tubuh Sehun yang masih bisa dijangkau oleh matanya.

Ia ikut bangkit berdiri saat penonton lainnya sudah mulai berdiri dan mulai bubar. Matanya masih terus saja memerhatikan Sehun, hingga tidak melihat jalan dan menabrak orang di depannya. Eskrim yang kini encer dan dipegangnya pun dengan sempurna jatuh dan membasahi jumpsuit yang dikenakan Soojung.

“Ouch! Jaesonghamnida, ahjussi.” secara tidak sengaja, Soojung berbicara dengan bahasa ibunya. Sementara orang yang ditabrak Soojung hanya melambaikan tangannya.

“Aigoo, jangan melihat kesini, Chan.” Soojung berkata dalam suara rendah dan panik. Berusaha menutupi wajahnya saat Chanyeol melihat kearahnya.

Namun gerakan manik mata Chanyeol jauh lebih cepat dari yang diduganya. Chanyeol berteriak antusias sambil menarik-narik Sehun yang berjalan di depannya.

“SOOJUNG-AH! SEHUN, SEHUN, COBA LIHAT YEOJA DISANA! ITU SOOJUNG, SEHUN-AH!”

Chanyeol melambai gembira kearah Soojung. Sementara Soojung yang sudah tertangkap basah hanya dapat tersenyum kikuk.

Sehun membalikkan badannya. Pandangan mereka bertemu.

Sehun. Sehun-nya yang tampan semakin tampan.

Soojung rasanya ingin pingsan saat itu juga.

“Kau mau eskrim rasa apa, Soojung-ah?”

“Tidak usah, Chan. Aku sudah memakannya tadi.” Soojung berkata sambil menunjukkan jumpsuitnya yang lengket karena ketumpahan eskrim.

Sehun tersenyum memerhatikan Soojung yang sedag menunjukkan jumpsuitnya yang lengket. Jangka waktu lima tahun sama sekali tidak merubah Jung Soojung-nya.

Ah, tidak. Ada yang berubah. Soojung semakin cantik. Cantik sekali. Ia bahkan mendadak lemas saat pandangan matanya bertemu dengan mata Soojung. Matanya masih sama memikatnya seperti dulu.

Sementara Soojung yang tidak berani memandang Sehun, kini sedang memainkan rambut panjangnya. Berulangkali ia melirik kearah Chanyeol yang sedang menunggu antrian untuk membeli eskrim. Berharap Chanyeol segera kembali agar kecanggungan ini mencair.

“Bagaimana rasanya kembali ke San Fransisco?”

Sehun yang tidak tahan akan suasana ini berusaha membuka obrolan lebih dulu.

“Menyenangkan. Meskipun suasananya tidak semenyenangkan di Seoul.” Soojung menjawab masih tidak mau melihat Sehun dan berharap Sehun tahu maksud tersirat dari jawabannya tadi.

Sehun tertawa ringan.

“Bogosshipo.” ucap Sehun tulus.

Ucapan Sehun barusan berhasil membuat Soojung menatap Sehun. Soojung mengerutkan dahinya.

“Jeongmal bogosshipo.” Sehun memperjelas ucapannya. Wajahnya menyiratkan kerinduan yang mendalam.

“Nado.” Soojung menanggapi singkat pernyataan Sehun, namun mampu membuat Sehun tersenyum lebar.

Sehun duduk mendekat kepada Soojung.

“Bagaimana keadaanmu selama lima tahun terakhir?”

“Seperti yang kaulihat.”

Sehun lagi-lagi tersenyum, ia cukup mengerti bahwa Soojung masih canggung dengan pertemuan tak terduga ini.

“Menyenangkan sekali bertemu kau disini.” Sehun berusaha mengajak Soojung berbicara lebih intens.

Soojung hanya tersenyum. “Kau disini hanya bersama dengan Chan?”

Meskipun Chanyeol dua tahun lebih tua daripada Soojung, ia memanggil Chanyeol dengan sebutan Chan. Tanpa embel-embel ‘oppa’. Chanyeol sendiri tidak keberatan. Sedangkan Soojung memanggil Sehun dengan sebutan Hunnie.

Sehun mengangguk. “Chanyeol hyung mengajakku berlibur disini. Sudah lama ia ingin menikmati pantai di negara tropis.”

Chanyeol menyela obrolan mereka dengan membawa dua cup eskrim.

“Soojung-ah, dalam rangka apa kau kesini?” Chanyeol bertanya antusias sambil memakan eskrimnya.

“Sooyeon eonnie akan melangsungkan pernikahan disini, Chan. Aku sudah dua minggu berada disini.”

“Wow! Kenapa kau tidak memberitahu kami? Kapan Sooyeon noona akan menikah?”

“Tidak kurang dan tidak lebih dari satu minggu.”

“Bolehkah kami datang? Kami juga akan menghabiskan musim panas disini.”

“Tentu saja, Chan.”

Sisa malam itu mereka habiskan dengan mengobrol dan melepas rindu. Sebenarnya disini Chanyeol lah yang lebih banyak memulai pembicaraan dan berbicara. Sehun dan Soojung masih agak canggung berbicara satu sama lain.

Soojung melirik jamnya. Sudah hampir pukul sembilan. Ia harus kembali ke villa. Jika tidak, kakaknya yang bersuara nyaring itu akan mengomel lagi.

“Sehun, Chan, maafkan aku, tapi aku harus segera pulang. Kalian tahu kan bagaimana sifat Sooyeon eonnie?”

“Perlu kami antar?” Sehun bertanya.

“Tidak perlu. Villa yang kami sewa tidak jauh dari sini.” Soojung menolak dengan halus.
“Benarkah? Tapi ini sudah malam Soojung-ah, apalagi kau di negara orang.” kini Chanyeol yang berucap.

“Tidak apa-apa, Chan. Indonesia tidak jauh lebih berbahaya dari Amerika.”

Soojung kemudian melambaikan tangannya kepada Chanyeol dan Sehun kemudian beranjak pergi. Sebelum ia menjauh dari tempat itu, ia bersumpah mendengar lirihan Sehun ..

“Kajima ..”

Persis seperti lima tahun yang lalu saat Soojung meninggalkan Sehun ke San Fransisco.

Soojung tersenyum lemah namun tetap melanjutkan langkahnya.

Sementara Chanyeol masih melambai kepada Soojung, Sehun berdiri membatu disampingnya. Chanyeol menepuk pelan bahu Sehun.

“Kau ingin kehilangan dia seperti dulu lagi? Tidak sadarkah kau? Tuhan tidak memberikan kesempatan yang sama kalau kau masih bodoh memahami takdir.”

“Pergilah. Aku akan menunggumu disini. Ka.”

Ucapan Chanyeol berhasil membuat Sehun tersadar. Tanpa aba-aba, Sehun berlari kearah Soojung pergi tadi.

Chanyeol tersenyum.

“Takdirmu adalah bersamanya, Sehun-ah.”

Chanyeol kembali mendudukan dirinya di bangku taman, mengeluarkan kamera dari tasnya. Berusaha membunuh waktu dengan memotret pemandangan malam Garuda Wisnu Kencana Cultural Park.

“JUNGIE!”

Teriakan Sehun membuat Soojung berbalik. Soojung terkesiap kaget melihat Sehun berlari-lari kearahnya.

“Ada apa, Sehun-ah?”

“Sehun-ah?” Sehun mengulang pertanyaan Soojung, menaikkan satu alisnya.

“A-apa – “

“Panggil aku seperti dulu.” pinta Sehun halus.

“Baiklah, Hun-Hunnie ..”

Sehun tersenyum senang.

“A-ada apa?

“Bolehkah aku minta nomor ponselmu?”

“Mworago?”

“No-mor pon-sel, Jungie.” Sehun berkata sambil mengulurkan ponselnya.

“B-baiklah ..” Soojung mengetikkan sesuatu disana dan mengembalikan ponsel itu kepada Sehun.

“Sudah kan? Aku pamit, Hunnie.”

“Tunggu.”

Soojung berbalik lagi.

“Satu permintaan lagi.”

Kini gantian Soojung yang menaikkan satu alisnya.

“Izinkan aku memelukmu, Jungie.” ucap Sehun penuh harap dan kerinduan.

Soojung tersenyum manis sekali.

“Tentu saja, Hunnie.”

Sehun mendekat dan memeluk Soojung seerat yang dia bisa. Sementara Soojung sedang berusaha menetralisir jantungnya yang berdegup tidak semestinya. Ia menyenderkan kepalanya senyaman mungkin pada dada Sehun.

Setelah dirasa cukup lama mereka berpelukan, Soojung melepas pelukan itu. Ia menatap Sehun dalam.

“Kita aka bertemu lagi, Hunnie. As soon as possible.”

Sehun tersenyum.

“Pasti. Jangan pergi lagi, Jungie.”

Soojung tersenyum kemudian mengangguk.

“Aku pulang dulu.”

Take care, Jung. Semoga malam dan tidurmu indah.”

Of course. Kau juga, Hun.”

Soojung kemudian benar-benar pergi.

Sehun tersenyum bahagia. Sepertinya ajakan Chanyeol untuk berlibur di Bali tidak buruk. Tidak buruk sama sekali malah.

“It’ll be happy summer, I think.”

To be continue ..

Aku ingetin lagi, kalo mau dapet password fanfic Seokyu nanti (I’m Yours). Pantengin dan komen fanfic ini ya ^^

Maafkan author agak tegas untuk kali ini J